Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan selanjutnya disebut KORWILCAM merupakan pelaksana sebagian fungsi Dinas di bidang teknis operasional dan teknis penunjang pelaksanaan tugas dinas, dipimpin oleh KORYANDIK yg berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris dan melaksanakan koordinasi dengan Bidang terkait. (Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 50 tahun 2016 psl 25 ayat(1) dan (2).KORWILCAM mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, pengawasan dan pengendalian dan pelayanan administrasi pendidikan di kecamatan, meliputi Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar dan Pendidikan Nonformal. psl 27 ayat(1) (2) (3)
Selamat Datang di Situs Media KORWILCAMDIK Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Kamis, 04 Oktober 2012

Tumbuhkan budaya apresiasi kepada anak.

Jakarta --- Pola asuh anak di dalam rumah tangga menentukan kualitas anak. Agar anak memiliki kepercayaan diri yang bertanggung jawab, orang tua dihimbau untuk tidak terlalu otoriter, dan tidak juga terlalu memanjakan.
“Orang tua itu harus demokratis, anak bisa mengemukakan keinginannya, tapi tidak terlalu bebas,” demikian yang diungkapkan oleh pakar pendidikan Arief Rahman, di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (2/10).
Selain pola asuh di rumah, sekolah juga dihimbau untuk cepat mengidentifikasi jika ada anak-anak yang bermasalah. Pendekatan dan bimbingan dari guru diyakini mampu mengurangi keagresifan mereka untuk berbuat kekerasan. “Evaluasi terhadap sekolah dan siswanya perlu ditingkatkan,” katanya.
Kalau perlu, dari delapan standar nasional pendidikan yang ada sekarang ditambah satu standar lagi. Yaitu standar peraturan. Setiap sekolah diharapkan benar-benar menegakkan peraturan. Bahkan evaluasi untuk akreditasi sekolahpun diperlukan. “Kalau hanya mengukur otak, maka hanya otak yang oke, begitu juga sebaliknya,” jelasnya.
Arief mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam mencegah terjadinya kekerasan di sekolah maupun di lingkungan sekolah. Pembinaan dari masyarakat akan sangat membantu pekerjaan pemerintah. “Jadi jangan hanya melemparkan tanggung jawab kepada pemerintah saja, masyarakat harus ikut serta,” katanya.
Peran mediapun tak luput dalam membentuk karakter anak. Tayangan-tayangan yang penuh dengan kekerasan hendaknya diminimalisir. Karena masa remaja merupakan masa dimana anak ingin mempraktekkan apa yang dilihatnya.
Terakhir, kebanggaan menjadi bangsa Indonesia harus ditanamkan dalam diri anak. Memberi apresiasi atas apa yang mereka lakukan juga salah satu upaya untuk memberi kepercayaan diri kepada mereka. “Stop mencaci maki, stop ngenyek. Anak kalau diapresiasi akan memiliki kepercayaan diri. Tapi kalau dicaci maki mereka akan dendam,” katanya. (AR).
Ditukil dari : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/718

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes